Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Bila bicara mengenai kependudukan bangsa Eropa di daerah kepulauan Nusantara ini, peluang yang terbersit di kepala yaitu halhal negatif yang dihadapi 'bangsa Indonesia' prakemerdekaan. Umpamanya narasi mengenai kediktatoran Herman Willem Daendels, seseorang gubernur jendral Hindia Belanda th. 18081811 yang kerapkali dicitrakan begitu kejam. Dari mulai kerja rodi, pembangunan jalan raya Daendels yang menggunakan beberapa ribu nyawa, hingga system pengadilan kelilingnya yang tidak pandang bulu menghukum orangorang pribumi yang bersalah.
Namun apakah pemerintahan Daendels yang sewenangwenang ini seolaholah merefleksikan jalinan dari kependudukan Bangsa Eropa di lokasi Nusantara sepanjang beberapa ratus th.? Sesaat di segi lain, kita mengetahui Sir Thomas Stanford Raffles yang kerapkali dieluelukan lantaran karyanya dalam bangun Kebun Raya Bogor, temukan Candi Borobudur serta bunga Rafflesia Arnoldi, pengubahan system pengelolaan tanah (landrente) yang lebih nguntungin golongan pribumi yang miliki tanah, serta lainlain. Dalam konteks ini, sebaiknya lihat zaman kependudukan bangsa Eropa di lokasi kepulauan Nusantara dari segi yang lain, bukanlah sertamerta kulit luar yang dengan gampangnya mencap keterlibatan Bangsa Eropa dalam histori Indonesia prakemerdekaan sebagai bangsa penjajah, kumpeni, diktator, pengeruk kekayaan negeri, penyengsara rakyat, serta semacamnya. Demikian sebaliknya, ada sangat banyak warisan dari bangsa Eropa, baik Belanda ataupun Inggris yang faedahnya masihlah merasa hingga saat ini. Dapat disebut, ikut serta mereka sepanjang beberapa ratus th. berperan banyak dalam bangun ciri-ciri serta tatanan fundamental dari Bangsa Indonesia. Misalnya mulai dari hal yang paling simpel yakni pembangunan dengan cara fisik seperti infrastruktur sipil, rumah, jembatan, kanal. Jalan Raya Daendels, rel kereta selama Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, serta lainlain. Pendidikan K12 (12 th. ajaran) yang nyaris anda alami sendiri dari mulai tingkat SD SMP SMA yang disebut penyesuaian dari HIS MULO AMS yang relatif bebas untuk semuanya kelompok tanpa ada batasan system kasta seperti yg dihadapi India yang dijajah Inggris. Belum lagi dari sisi hukum, Indonesia mewarisi system peradilan serta kodeks Kitab Hukum UndangUndang Pidana (KUHP) juga dari Belanda. Dari tatanan administrasi politik, kita juga berhutangbudi pada Belanda memercayakan beberapa bangsawan untuk jadi pemimpin residen, yang pada akhirnya kita kenal saat ini dengan arti Kabupaten. Paling akhir yaitu hal yang paling utama dari semua yaitu : rasa persatuan kita sebagai satu lokasi geografis yang pada akhirnya bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bila bukanlah lantaran jalinan dagang, ekonomi, dan tatanan sosial yang diperkembang oleh bangsabangsa Eropa sepanjang beberapa ratus th., mungkin saja negara bernama Indonesia tak pernah terbentuk, atau mungkin saja lokasi geografis kepulauan dari Sabang hingga Merauke yang saat ini di kenal bernama Indonesia ini jadi terbentuk jadi sebagian negara sendirisendiri. Pengalaman beberapa leluhur kita dengan bangsa Eropa sepanjang beberapa ratus th. sangat dinamis serta kompleks, rasa-rasanya kurang pas bila kita menyimpulkan kenyataan histori cuma dari satu atau dua segi saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar