Kamis, 17 Oktober 2019

Kisah Tukang Parkir yang Sekarang Jadi Usahawan Ayam Bangkok

Kisah Tukang Parkir yang Saat ini Jadi Usahawan Ayam Bangkok

, Yogyakarta - Satu orang tukang parkir yang mengendalikan kendaraan di muka Perpustakaan Pamekasan Madura jadi usahawan serta berpendapatan juta-an rupiah per bulannya. Hidupnya beralih semenjakIrmanto Wahid, 35 tahun, si tukang parkir itu tertarik membaca buku di perpustakaan.

“Saya lima tahun jadi tukang parkir, sebulan cuma bisa Rp 300 ribu. Hoby gw pelihara ayam bangkok, kata Wahid, waktu didapati dalam pameran usaha kecil menengah di Ambarrukmo Plaza, Yogyakarta, Jumat, 6 Juli 2018.

Tidak hanya seringkali membaca buku, Irmanto ikut juga kursus kewirausahaan yang diselenggarakan oleh perpustakaan itu. Dia yang semula cuma hoby pelihara sepasang ayam bangkok itu meningkatkan kesukaanya dengan beberapa membaca mengenai usaha ayam.

BACA: Cerita Preman yang Bertobat Sesudah Nongkrong di Perpustakaan

Dia membaca buku di perpustakaan, baik buku dengan fisik atau digital di Internet, serta dengan perlahan-lahan sekarang dia telah mempunyai 1.000 ekor ayam bangkok.

“Saya saat itu tidak dapat buka Internet. Tidak paham apakah itu literasi. Dengan turut kursus Perpuseru (Perpustakaan Hebat) jadi dapat entrepreneur. Sebab tahu sangkut-paut usaha peternakan ayam bangkok dengan membaca buku serta literasi,” ia.

Begitupun Kuat Darwanto, 43 tahun, lelaki penyandang disabilitas asal Wonosobo, Jawa Tengah. Dia yang tidak dapat apa-apa, sesudah seringkali membaca buku serta belajar Internet dan kursus, sekarang dia pakar dalam melakukan perbaikan alat elektronik.“Saya seringkali membaca buku di perpustakaan serta turut kursus,” katanya.

Sesudah jadi pakar melakukan perbaikan alat elektronik, banyak yang hadir bawa alat rusak. Seperti kulkas, tv, magic jar serta yang lain. Pendapatannya, yang dahulunya dia bergantung dari keluarga, sekarang malah dia jadi tulang punggung.

Pendapatannya /hari mulai Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Bukan uang yang sedikit yang dibuat dari atas bangku roda.

BACA: Wahyu Widodo di Balik Cerita Sukses Usaha Jahe Merah

Narasi lain hadir dari Elisabeth asal Nusa Tenggara Timur. Sebagus ibu rumah-tangga dia senang menanam sayuran. Tetapi dia seringkali tidak berhasil. Ada dorongan untuk semakin maju serta memanen sayuran dengan tempat kecil di tempat tinggalnya.Gw diberitahu ada perpustakaan yang menuntun jadi entrepreneur,” katanya.

Di perpustakaan daerahnya dia seringkali membaca buku serta belajar dari Internet bagaimana membudidayakansayuran dengan hidroponik. Terutamanya untuk sayuran seledri.

Gw ibu rumah-tangga yang awalannya kerja sembarangan /hari cuma dibayar Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu. Saat ini pendapatan gw Rp 500 ribu /hari,” ia.

Beberapa entrepreneur itu ada tidak dari modal finansial yang banyak. Tetapi malah bermula dari perpustakaan. Oleh Coca-cola Foundation dibikin program Perpustakaan Hebat atau Perpuseru. Sudah hampir 900 perpustakaan yang berpartner dengan pengakses seputar 14 juta orang.

“Perpuserumenginisiasi berlangsungnya pergantian, baik pergantian pola perpustakaan, penambahan kemampuan, merangsang pengembangan serta kreasi service perpustakaan dengan memberi efek pergantian kualitas tidak mati serta warga seputar perpustakaan,” kata Titie Sadarini, Chief Executive Coca-cola Faundation Indonesia.

BACA: Bermula dari Diabetes, Wanita Ini Sukses Melakukan bisnis Bawang Dayak

Sepanjang tujuh tahun Perpuseru, faksinya sudah melatih sekitar 2.300 staf perpustakaan, sekitar 300 orang fasilitator sudah dilatih untuk peningkatan perpustakaan di kabupaten sampai tingkat desa.“Ada 75 trainer nasional siap memfasilitasi transformasi perpustakaan,” katanya.

Menurut Didik Darmanto, Kepala Sub Direktorat Kebudayaan Tubuh Rencana Pembangunan Nasional, pemerintah menggerakkan transformasi service perpustakaan berbasiskan inklusi sosial ke Gagasan Kerja Pemerintah jadi prioritas nasional,” katanya.

Dia menyebutkan, perpustakaan mainkan peranan penting dalam membuat literate society. Sekarang literasi sudah diadopsi jadi salah satunya tanda penting dalam pembangunan yang mempunyai efek sosial ekonomi.

Lapak Perpuseru dengan gelaran dagangan serta industri kreatif yang ada dari perpustakaan diadakan di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta sepanjang dua hari. Beberapa entrepreneur yang ada dari perpustakaan itu hadir dari beberapa daerah di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar